Defek Antemortem


Bekas luka pada kulit
Industri pengolahan kulit menggunakan bahan baku kulit yang notabene berasal dari alam. Karena berasal dari alam maka tidak bisa dibuat atau kita hanya bisa menggunakan apa adanya yang tersedia. Sedangkan kulit yang tersedia bisa terdapat cacat atau defek. Misalkan saja sapi yang di cap. Ini akan menimbulkan cacat yang membekas sampai menjadi leather walaupun sudah melalui proses pengolahan kulit yang nantinya akan menurunkan harga jualnya.

Industri pengolahan kulit harus dalam pelaksanaannya harus bisa melakukan sortasi grading atau pemisahan dan pengelompokan sehingga hasil kulit jadinya (leather) nanti diharapkan sesuai dengan permintaan pembeli tanpa adanya cacat atau defek. Permasalahan yang timbul adalah ketika kulit yang tidak lolos seleksi sortasi grading karena cacat atau defek yang terlalu parah tidak dapat diolah kembali. Untuk itu sangatlah penting mengetahui cacat atau defek pada kulit.

Pengelolaan kulit mulai dari kulit mentah sampai kulit jadi atau leather dengan sortasi grading yaitu memisahkan dan mengelompokkan kualitas kulit berdasarkan cacat atau defeknya sangatlah penting bagi industri pengolahan kulit. Defek atau cacat pada kulit nantinya akan berimbas pada proses pengolahan kulitnya apakah defek atau cacat tersebut dapat hilang selama proses atau tidak. Apabila cacat tidak bisa hilang selama proses misal dengan cara mekanis seperti proses buffing maka akan menurunkan harga jual yang bahkan tidak akan bisa dijual. Defek atau cacat pada kulit secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu antemortem dan post-mortem.

Defek antemortem adalah kerusakan pada kulit pada saat sebelum penyembelihan. Sedangkan defek post-mortem adalah kerusakan pada kulit setelah penyembelihan. Beberapa contoh defek antemortem adalah sebagai berikut :
1.      Sifat Alami
Defek yang berasal dari sifat alami hewan tidak berbeda dengan defekkarena faktor lingkungan yaitu pada jenis bangsa dari hewan tersebut hidup. Misalkan saja jenis bangsa dari hewan yang hidup di daerah sub tropis dengan tropis akan berbeda. Atau hewan yang hidup di daerah dingin dengan tropis akan jauh sangat berbeda.
2.      Penyakit
Penyakit kulit pada hewan yang masih hidup sangatlah beragam. Penyakit pada hewan yang hidup berbeda iklim juga sangatlah berbeda. Penyakit ini bisa diakibatkan hewan yang rentan dan perawatan yang kurang baik.
3.      Parasit
Tumbuhnya parasite pada hewan yang dapat merusak kulit lebih dikarenakan perawatan hewan yang kurang baik. Sebagai contoh kandang hewan yang jarang dibersihkan akan menyebabkan hewan tidur bersama dengan kotorannya sendiri. Urin yang menempel pada kulit hewan, lama kelamaan akan menyebabkan tumbuhnya parasit.
4.      Mekanis
Defek yang diakibatkan mekanis merupakan kerusakan kulit akibat perlakuan dari peternak kepada hewan peliharaannya. Misalkan saja ternak sapi yang di cap bakar akan selamanya membekas di kulit dan tidak bisa dihilangkan.
Selain hal-hal diatas perlu juga diperhatikan makanan yang di konsumsi hewan ternak. Kekurangan gizi juga bisa mengakibatkan buruknya kulit yang dihasilkan. Misalkan hewan ternak yang kekurangan gizi dan makanan akan mengakibatkan kurusnya hewan. Defek yang timbul adalah adanya bekas tulang rusuk pada kulit. Hal ini akan menurunkan harga jual dari kulit jadinya karena bekas tersebut tidak bisa dihilangkan sehingga kulit tidak bisa digunakan untuk membuat leather dengan kualitas prime
Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder biodegradable bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed DAC DAS daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis dialdehid domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco eco-friendly ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik konsep krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat menguning mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yellowing yogyakarta

Blog Archive