Tanning Oxazolidine - Free Chrome Leather (Kulit Bebas Krom)


Oxazolidine E
Oxazolidine (oksasolidin) sedikit banyak sudah dibahas di pembuatan kulit bebas krom.  Tanning mineral menggunakan bahan kimia krom (chrome sulphate) merupakan bahan tanning yang banyak digunakan di hampir 90% perusahaan pengolahan kulit di seluruh dunia. Hasil kulit jadi atau leather yang dapat digunakan pada berbagai macam artikel merupakan kelebihan dari bahan ini. Penggunaan krom pada tanning bisa dibuat menjadi kulit yang lemas seperti pada sarung tangan hingga kulit yang lenting pada kulit atasan sepatu. Selain itu suhu kerut yang tinggi (diatas 900C bahkan diatas 1000C) merupakan kelebihan tersendiri.
Limbah hasil dari proses tanning yang mengandung mineral krom merupakan kendala terbesar dari proses tanning. Walaupun krom yang digunakan mempunyai valensi III yang stabil, akan tetapi apabila bertemu dengan bahan oksidator akan berubah menjadi krom valensi VI yang bersifat karsiogenik atau berbahaya bagi makhluk hidup. Krom valensi III mempunyai warna hijau sedangkan krom valensi VI mempunyai warna jingga sehinnga mudah dibedakan. Persoalan limbah dari krom sudah menjadi bahasan yang sangat penting bagi perusahaan pengolahan kulit diseluruh dunia. Sudah banyak dilakukan percobaan untuk dapat menggantikan bahan krom seperti menggunakan bahan mineral yang lain yang lebih ramah lingkungan seperti silika.
Salah satu bahan kimia tanning yang ramah lingkungan dan sedang dikembangkan adalah Oxazolidie (oksasolidin). Oksasolidin merupakan bahan kimia yang mempunyai cincin yang bertindak sebagai bahan crosslinking yang dapat menaikkan suhu kerut (shrinkage temperature) dari kulit pada proses pengolahan kulit. Oksasolidin sendiri merupakan bahan kimia turuan dari isoxalidine yang digunakan di dunia paramedis sebagai bahan konvulsan, yang juga dikenal sebagai obat anti epilepsi atau anti kejang.


Oksasolidin jika dilihat dari rumus bangunnya merupakan bahan kimia turunan heterosiklik yang didapat dari reaksi senyawa amino-alkohol dengan formaldehid. Oksasolidin ada 3 macam yaitu A, oksasolidin E dan T. Oksasolidin yang digunakan sebagai bahan tanning adalah oksasolidin E yang mempunyai rantai samping etil (C2H5). Penggunaan oksasolidin murni sebagai bahan tanning masih belum bisa menghasilkan shrinkage temperature yang tinggi seperti tanning mineral krom, hanya berada pada kisaran dibawah 750C. Untuk itu pada prosesnya sebaiknya dikombinasi dengan bahan lain seperti bahan tanning nabati atau contoh yang lain dengan syntan.
Percobaan yang dilakukan mempunyai hasil optimum dengan menggunakan oksasolidin sebanyak 3%. Hasil kulit jadi atau leather sudah dapat diterapkan pada pembuatan sepatu dan upholstery. Hasil shrinkage temperature kulit berada pada kisaran 76 – 820C. Pembuatan sepatu yang mengharuskan suhu 1400C pada pencetakan sol menggunakan kulit jenis ini masih perlu dilakukan uji coba yang lebih lanjut. Akan tetapi karakter hasil kulit jadinya sudah dapat dikatakan sesuai.
Karakter kimia dari kulit jadi (leather) yang dihasilkan menggunakan oksasolidin sudah dapat diterima dari standar internasional seperti EN dan ISO. Kulit yang menggunakan bahan tanning oksasolidin juga sudah sesuai dengan kriteria dari European Eco-label untuk sepatu (2002/231/EC). Kendala terbesar dari penggunaan oksasolidin adalah adanya formaldehid. Walaupun pada saat akhir proses dilakukan pencucian dan hasil pengujian didapat kandungan formaldehid ≤150 ppm (sesuai standar) akan tetapi perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat. Pencucian pada saat akhir proses bisa dilakukan penambahan bahan yang dapat menyerap formaldehid sehingga kandungan formaldehid pada kulit dapat mencapai ≤50 ppm.
Pengujian selain pada kulit jadi (leather) juga dilakukan terhadap limbah proses yang dihasilkan. Pengujian limbah dari hasil tanning menggunakan oksasolidin didapatkan BOD dan COD yang sedikit lebih tinggi dari pada proses tanning menggunakan bahan krom. Akan tetapi penggunaan oksasolidin tidak menghasil krom valensi VI yang bersifat karsiogenik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
 Pengujian degradasi dilakukan terhadap kulit jadinya dibandingkan dengan kolagen dan kulit tanning krom menghasilkan kulit yang ditanning menggunakan oksasolidin memiliki 43% lebih tinggi biodegradasinya dibandingkan dengan kulit krom. Hal ini menunjukkan kulit yand di tanning dengan oksasolidin mudah terurai dari pada kulit tanning krom sehingga limbah kulit yang dihasilkan akan lebih mudah penanganannya.

Sumber jurnal dapat rekan-rekan download disini :
Journal : Chrome-free leather, tanned with oxazolidine
Oleh     : M. Roig, V. Segarra, M. Bertazzo, M. A. Martínez, J. Ferrer, C. Raspi
Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder biodegradable bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed DAC DAS daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis dialdehid domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco eco-friendly ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik konsep krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat menguning mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yellowing yogyakarta

Blog Archive