Oxazolidine E |
Limbah hasil dari proses
tanning yang mengandung mineral krom merupakan kendala terbesar dari proses
tanning. Walaupun krom yang digunakan mempunyai valensi III yang stabil, akan
tetapi apabila bertemu dengan bahan oksidator akan berubah menjadi krom valensi
VI yang bersifat karsiogenik atau berbahaya bagi makhluk hidup. Krom valensi
III mempunyai warna hijau sedangkan krom valensi VI mempunyai warna jingga
sehinnga mudah dibedakan. Persoalan limbah dari krom sudah menjadi bahasan yang
sangat penting bagi perusahaan pengolahan kulit diseluruh dunia. Sudah banyak
dilakukan percobaan untuk dapat menggantikan bahan krom seperti menggunakan
bahan mineral yang lain yang lebih ramah lingkungan seperti silika.
Salah satu bahan kimia tanning
yang ramah lingkungan dan sedang dikembangkan adalah Oxazolidie (oksasolidin).
Oksasolidin merupakan bahan kimia yang mempunyai cincin yang bertindak sebagai
bahan crosslinking yang dapat menaikkan suhu kerut (shrinkage temperature) dari
kulit pada proses pengolahan kulit. Oksasolidin sendiri merupakan bahan kimia
turuan dari isoxalidine yang digunakan di dunia paramedis sebagai bahan
konvulsan, yang juga dikenal sebagai obat anti epilepsi atau anti kejang.
Oksasolidin jika dilihat dari rumus bangunnya
merupakan bahan kimia turunan heterosiklik yang didapat dari reaksi senyawa
amino-alkohol dengan formaldehid. Oksasolidin ada 3 macam yaitu A, oksasolidin
E dan T. Oksasolidin yang digunakan sebagai bahan tanning adalah oksasolidin E
yang mempunyai rantai samping etil (C2H5). Penggunaan oksasolidin murni sebagai
bahan tanning masih belum bisa menghasilkan shrinkage temperature yang tinggi
seperti tanning mineral krom, hanya berada pada kisaran dibawah 750C.
Untuk itu pada prosesnya sebaiknya dikombinasi dengan bahan lain seperti bahan
tanning nabati atau contoh yang lain dengan syntan.
Percobaan yang dilakukan
mempunyai hasil optimum dengan menggunakan oksasolidin sebanyak 3%. Hasil kulit
jadi atau leather sudah dapat diterapkan pada pembuatan sepatu dan upholstery.
Hasil shrinkage temperature kulit berada pada kisaran 76 – 820C.
Pembuatan sepatu yang mengharuskan suhu 1400C pada pencetakan sol
menggunakan kulit jenis ini masih perlu dilakukan uji coba yang lebih lanjut. Akan
tetapi karakter hasil kulit jadinya sudah dapat dikatakan sesuai.
Karakter kimia dari kulit jadi
(leather) yang dihasilkan menggunakan oksasolidin sudah dapat diterima dari
standar internasional seperti EN dan ISO. Kulit yang menggunakan bahan tanning
oksasolidin juga sudah sesuai dengan kriteria dari European Eco-label untuk
sepatu (2002/231/EC). Kendala terbesar dari penggunaan oksasolidin adalah
adanya formaldehid. Walaupun pada saat akhir proses dilakukan pencucian dan
hasil pengujian didapat kandungan formaldehid ≤150 ppm (sesuai standar) akan
tetapi perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat. Pencucian pada saat akhir
proses bisa dilakukan penambahan bahan yang dapat menyerap formaldehid sehingga
kandungan formaldehid pada kulit dapat mencapai ≤50 ppm.
Pengujian selain pada kulit
jadi (leather) juga dilakukan terhadap limbah proses yang dihasilkan. Pengujian
limbah dari hasil tanning menggunakan oksasolidin didapatkan BOD dan COD yang
sedikit lebih tinggi dari pada proses tanning menggunakan bahan krom. Akan
tetapi penggunaan oksasolidin tidak menghasil krom valensi VI yang bersifat
karsiogenik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Pengujian degradasi dilakukan terhadap kulit
jadinya dibandingkan dengan kolagen dan kulit tanning krom menghasilkan kulit
yang ditanning menggunakan oksasolidin memiliki 43% lebih tinggi
biodegradasinya dibandingkan dengan kulit krom. Hal ini menunjukkan kulit yand
di tanning dengan oksasolidin mudah terurai dari pada kulit tanning krom
sehingga limbah kulit yang dihasilkan akan lebih mudah penanganannya.
Sumber jurnal dapat rekan-rekan download disini :
Journal : Chrome-free leather, tanned with oxazolidine
Oleh : M. Roig, V. Segarra, M. Bertazzo, M. A. Martínez, J. Ferrer, C. Raspi