Kulit Mentah


Kulit mentah awet garam tabur
Istilah kulit di Indonesia lebih condong ke kulit yang masih menempel pada tubuh. Sedangkan di Bahasa Inggris pemakaian istilah kulit berbeda-beda tergantung jenis dan sudah melalui proses penyamakan atau belum. Sebagai contoh masyarakat awam menyebut kulit, baik dari kulit yang masih menempel pada tubuh sampai sudah disamak tetap menyebut kulit. Sedangkan dalam Bahasa Inggris ada berbagai penyebutan seperti hide, skin, dan leather yang intinya penyebutan untuk kulit.

 

            Kulit mentah merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kulit yang sudah lepas dari tubuh hewan. Sedangkan kulit segar adalah kulit yang masih menempel pada hewan. Fungsi kulit segar diantaranya :

1.      Melindungi tubuh

2.      Indera peraba

Kulit mentah mempunyai kandungan :

1.      Air                   : 65%

2.      Protein             : 33%

3.      Mineral            : 0,5%

4.      Lemak             : a. sapi            : 2-6%
                          b. kambing    : 2-10%                       
                          c. domba       : 5-30%
Pada mulanya kulit mentah hanya sebagai hasil samping bagi para pemelihara hewan (misal sapi, kambing dan domba). Karena bagi mereka tujuan utama memelihara hewan ternak adalah untuk dijual atau diambil dagingnya. Biasanya digunakan sebagai bahan baku berbagai macam industri seperti krecek dan gelatin.

            Kulit yang sudah lepas dari tubuh hewan atau kulit mentah akan mudah mengalami pembusukan. Proses pembusukan selain dari pengaruh luar (bakteri pembusuk) juga bisa dari kulit itu sendiri. Proses ini merupakan proses penghancuran sel yang diakibatkan oleh enzim dalam kulit atau biasa diesbut proses autolisis.

            Fungsi dan tujuan proses pengawetan adalah :

1.      Kulit lebih tahan terhadap udara, bakteri, insekta dan lingkungan sekitar

2.      Tidak mengalami perubahan struktur jika disimpan dalam jangka waktu tertentu

Proses pengawetan kulit mentah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung kulit yang diawetkan. Di Indonesi sebagian besar kulit mentah diawetkan dengan cara garam tabur. Hal ini dilakukan pada kulit kambing dan domba. Selain itu pengawetan bisa dilakukan dengan cara pickling atau pengasaman yang merupakan rangkaian proses panjang penyamakan.
Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yogyakarta

Blog Archive