Perawatan Kulit Jadi (Leather)

Jaket Kulit
Kulit saat ini masih belum menjadi barang kebutuhan utama. Akan tetapi bagi seseorang yang sudah mengenal kulit, mereka akan tetap bertahan menggunakannya. Karena mereka sadar bahwa kulit lebih awet daripada bahan lain (semisal : vinil). Walaupun harga barang jadi dari kulit tidaklah murah akan tetapi daya tahannya patut diperhitungkan. Misalkan saja dompet dari kulit bisa bertahan hingga 5 tahun dengan kisaran harga Rp 100.000,- an. Berbeda dengan bahan vinil yang hanya bertahan 1-2 tahun bahkan bisa kurang.
Proses pengolahan kulit yang tidak sebentar dan sebagian besar bahan kimia yang berasal dari luar negeri menyebabkan mahalnya kulit jadi (leather) yang dihasilkan. Walaupun harga bahan baku kulit mentahnya juga sudah tidak murah. Kulit jadi atau leather apabila sudah berwujud barang jadi akan sangat disayangkan apabila kurang dirawat. Misalkan saja jaket yang hanya sekedar dipakai terus-menerus terkena sinar matahari tanpa ada perawatan yang khusus maka yang paling cepat rusak adalah pada siku bagian atas yang sering terlipat. Kulit bagian lengan yang terpapar sinar matahari akan mengering dan mengurangi minyak yang ada dalam kulit sehingga kulit menjadi keras dan nantinya akan pecah.
Sebenarnya bukan hanya jaket saja yang bisa mengalami kerusakan, akan tetapi tas yang terpapar sinar matahari terus-meneruspun akan bisa pecah. Sebelum kulit pecah, masalah yang pertama kali muncul adalah adanya perubahan warna pada kulit. Perubahan warna ini terjadi karena proses oksidasi oleh matahari terhadap zat warna yang digunakan. Perubahan warna biasa terjadi pada kulit yang menggunakan bahan pewarna dyestuff atau transparan. Hal ini dikarenakan pewarna dyestuff cenderung memiliki ikatan rangkap sehingga mudah teroksidasi. Berbeda dengan menggunakan bahan pewarna pigment yang berasal dari mineral sehingga jarang terjadi perubahan warna. Walaupun bahan pengikat (binder) yang digunakan juga sangat berpengaruh. Misalkan saja binder akrilik murni akan lebih tahan terhadap sinar matahari dari pada vinil akrilik atau contoh yang lain vinil asetat atau dari bahan styerene.


Bagi pengolah kulit, pemilihan bahan finishing terhadap suatu artikel atau peruntukan akhirnya sangat perlu pertimbangan yang matang. Hal ini dikarenakan pemilihan bahan-bahan finishing yang digunakan nantinya akan mempengaruhi perawatan yang dilakukan terhadap kulit. Perawatan terhadap kulit sepatu yang menggunakan kulit tipe box yang bersifat kaku/lenting bisa dilakukan dengan menggunakan semir sepatu. Berbeda dengan jaket yang mempunyai karakter lembut dan lemas. Apabila kulit jaket disemir dengan semir sepatu makan akan mengakibatkan kulit menjadi kaku dan tidak lagi nyaman dipakai.
Pemilihan bahan perawatan kulit perlu dipertimbangkan jenis artikel atau jenis barang jadi serta jenis finishingnya jua. Jenis finishing pull-up akan sangat tidak diperbolehkan melakukan perawatan dengan semir sepatu. Apabila dipaksakan menggunakan semir sepatu maka ditakutkan efek dari pull up semakin lama akan hilang. Jenisfinishing natural dengan yang pigmented pun akan berbeda pula penanganan perawatannya.
Salah satu kesamaan yang perlu diperhatikan pada perawatan kulit untuk semua jenis artikel maupun finishing adalah perlu adanya penahan dari serangan jamur. Saat ini sudah banyak dijual bahan-bahan perawatan kulit yang sudah disertai anti jamur. Terutama untuk perawatan kulit artikel sofa dan jok mobil. Selain anti jamur disertakan pula silicon. Bahan ini dapat membuat permukaan finishing kulit menjadi lebih licin sehingga kulit akan lebih tahan terhadap gosokan atau goresan. Hanya saja tidak diketahui pasti berapa jumlah silicon yang terkandung dalam bahan perawatan tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan saat pembelian bahan perawatan kulit terutama yang mengandung anti jamur agar kulit awet dari serangan jamur dan siikon yang dapat membuat licin sehingga membantu kulit lebih tahan lama
Share:

Related Posts: