X-Tan Bahan Kimia Tanning Bebas Krom

Wet white
Perkembangan kulit Indonesia semakin taun semakin berkembang, hal ini terbukti semakin banyaknya perusahaan pengolahan kulit yang disertai Politeknik ATK Yogyakarta yang setiap tahunnya meluluskan mahasiswa D3 dengan program studi Teknologi Pengolahan Kulit. Akan tetapi bertambahnya SDM dan perusahaan masih belum disertai perkembangan teknologinya. Sudah menjadi hal yang umum bahkan sekitar 85% perusahaan pengolah kulit masih menggunakan bahan kimia krom (chrome sulfate) sebagai bahan penyamak utama.
Krom merupakan bahan tanning dari mineral yang paling banyak digunakan akan tetapi akan dapat memicu bahaya lingkungan. Krom digunakan dengan kondisi krom valensi III. Apaila berubah menjadi krom valensi VI akan dapat menyebabkan kanker dan sangat berbaya bagi kesehatan dan lingkungan. Walaupun sudah banyak dikembangkan bahan tanning yang bebas dari krom akan tetapi hasil leather masih belum mampu 100% dapat menyerupai leather dengan tanning krom. Sehingga perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dibidang bahan kimia terutama untuk pengolahan kulit berusaha untuk dapat membuat bahan tanning yang dapat menggantikan krom.
Perkembangan teknologi pengolahan kulit atau penyamakan yang bebas dari krom sudah dilakukan seperti menggunakan Alumunium dan silika. Selain itu untuk mendapatkan hasil tanning yang dapat mendekati tanning krom, bahan tersebut dapat dikombinasi dengan aldehid dan syntan sehingga menghasilkan kulit hasil tanning yang berwarna putih atau wet white.
Salah satu produk bahan tanning yang dikembangkan oleh lanxess adalah Tan-X yang berupa PCMS atau Polycarbamoysulfonate. PCMS merupakan bahan tanning yang dapat menghubungkan antar serat kolagen yang bereaksi dengan gugus samping lysine. Hasil shrinkage temperature (TS) dari hasil tanningnya di klaim dapat mencapai diatas 70 0C.
X-Tan yang berisi PCMS merupakan bahan tanning organik yang bebas dari mineral dan aldehid sehingga lebih ramah lingkungan atau environmental friendly. Penerapan X-Tan dari lanxess tidak memerlukan proses pickling. Sehingga proses tanning dilakukan setelah deliming dan bating. Pada proses tanning X-tan yang bereaksi dengan lysin bersifat permanen dan irreversible sehinga hasil yang didapatkan lebih stabil.
Hasil dari kulit wet white dengan X-tan mempunyai ketahanan cahaya yang baik dan lebih tahan yellowing. Dengan menggunakan X-tan pada saat tanning juga tidak mempengaruhi proses dyeing pada saat proses pasca tanning. Sedangkan hasil physical properties-nya mempunyai hasil yang bagus dan memenuhi standar untuk kulit otomotif.
Kelebihan dari X-Tan :
      1. Proses
a.       Easy handling
b.      No sensitizing tanning agents
c.       Excellent penetration, even in thick pelts
d.      Tanning process is easy to control
e.       Wet white can be easily shaved and sammed
2. Performance
a.       Excellent whiteness
b.      Good dyeability leading to brilliant colors
c.       High tear resistance
d.      Good aesthetic properties
e.       Biodegradable leather
f.        Good storage stability
      3. Sustainability
a.       Leather, shaving, effluent contain no tanning agents
b.      AOX or adsorbable organic halogen compounds
c.       No pickling process required
d.      Significant reduction of salt content in effluent 
e.    Energy consumption decrease ca. 10%


Untuk lebih jelasnya tentang X-Tan dari Lanxess dapat di download disini
Share:

Related Posts: