Crazy Horse Leather

Pengolahan kulit sudah ada sejak jaman dahulu kala. Kulit awetan pada awalnya digunakan sebagai pakaian yang kemudian sebagai tempat minum. Pengawetan kulit secara tradisional hanya dilakukan dengan pengeringan sinar matahari. Setelah itu pengawetan dilakukan dengan getah pohon yang menghasilkan kulit nabati. Seiring perkembangan jaman pengawetan kulit dilakukan dengan krom sehingga menghasilkan jenis kulit yang beragam.

Kulit crazy horse merupakan salah satu jenis kulit yang sudah ada sejak dulu. Kulit crazy horse merupakan jenis kulit yang digunakan pada pelana kuda (saddle). Pengolahan kulit crazy horse paling utama bukan terletak pada proses wet end yang dilakukan akan tetapi lebih kearah jenis finishingnya. Kulit jenis ini hampir sama dengan kulit Pull Up. Perbedaan terbesarnya terletak pada efek memutih yang dihasilkan.

Kulit pull up apabila ditarik akan keluar efek memutih dan akan kembali lagi lebih cepat dibandingkan dengan kulit jenis crazy horse. Jika dilihat secara teliti aplikasi finishing ke dua jenis kulit ini juga berbeda. Setelah pengolahan kulit wet end selesai dan kulit menjadi kulit crust dyed maka sebelum dilakukan finishing terlebih dahulu kulit dibuffing dibagian grainnya. Hal ini dilakukan agar wax dapat penetrasi ke dalam kulit. Seberapa dalam buffing akan mempengaruhi tampilan akhir. Biasanya kulit crazy horse memiliki buffing yang lebih dalam dari pada kulit pull up.

Aplikasi finishing kulit crazy horse dilakukan dengan menggunakan wax murni atau yang biasa digunakan adalah beeswax. Pengaplikasian wax dilakukan dengan mesin roll dalam keadaan panas sehingga wax selalu dalam keadaan cair. Setelah selesai maka dilakukan platting untuk menghasilkan warna gelap. Sedangkan pull up, aplikasi wax biasanya menggunakan wax yang sudah diemulsi atau wax emulsion sehingga bisa diencerkan dengan air kemudian di-spray sehingga mudah dilakukan. Sama seperti kulit crazy horse, setelah selesai aplikasi wax kulit kemudian di platting untuk mendapatkan efek gelapnya.


Kulit yang sudah di-spray menggunakan emulsion wax dan platting, di aplikasi lagi dengan bahan finishing. Bahan finishing yang biasa digunakan adalah dari jenis PUD atau Poly Urethane Dispersion sehingga bisa menimbulkan efek kilap yang merata. Sedangkan kulit crazy horse yang tanpa finishing akhir (hanya wax) akan menampilkan kulit yang tanpa kilap (dof) yang lama kelamaan akan terlihat kusam (mbladus) sehingga akan tampak lebih antik.
Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yogyakarta

Blog Archive