Reaksi Pembuatan DAS |
Sebelum membahas tentang DAS, karena bahan ini digunakan pada proses tanning, mari kita bahas apa itu tanning. Rekan-rekan yang sudah biasa proses pasti sudah mengetahui proses tanning, terutama penggunaan krom, yang intinya krom akan berikatan silang dengan kulit pada gugus karboksilatnya yang menghubungkan kedua fibernya.
Contoh bahan lain yang digunakan pada proses tanning adalah glutaraldehid. Gugus aldehid akan berikatan pada gugus amina pada kedua fiber kulit. Dari kedua contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa inti dari proses tanning adalah menghubungkan antara serat kolagen yang satu dengan yang lainnya. Selama kita bisa menghubungkan antar serat kolagen maka kita sudah melakukan proses tanning. Tentu saja diikuti beberapa sifat, yang paling mudah dicek adalah naiknya suhu kerut.
Jika proses tanning hanya sekedar tahan dari serangan mikroorganisme (misal : busuk) maka bisa kita anggap tanning tidak berbeda dengan pengawetan kering. Bukankah kulit yang digunakan untuk wayang dan bedug tidak perlu proses tanning? Jadi bisa dikatakan juga proses tanning perlu dilakukan agar kulit tahan dari serangan mikroorganisme dan tentunya dapat digunakan oleh manusia untuk berbagai macam produk seperti sarung tangan yang membutuhkan kelemasan yang tinggi.
DAS dengan kepanjangan Di Aldehyde Starch adalah tepung atau polisakarida yang mempunyai 2 gugus aldehid. Sedangkan DAC adalah Di Aldehid Cellulose. Gugus aldehid pada sakarida inilah yang nantinya akan berikatan pada kulit. Pembuatan DAS adalah menggunakan bahan baku sakarida (misal : tepung ketela) yang direaksikan dengan sodium periodate (NaIO4). Periodate inilah yang pada reaksinya akan mumutus rantai karbon sakarida di C2-C3 nya menjadi gugus aldehid. Karena bahan tanning berasal dari alam maka kita bisa menyebut tanning DAS ini dengan sebutan tanning nabati.
Percobaan pembuatan DAS untuk bahan tanning bisa dimulai dari perbandingan mol Starch:periodate = 1:0,5 sampai dengan 1:1. Dengan penggunaan yang sama pada proses tanning maka bisa kita dapatkan perbandingan berapa yang paling optimal. Kemudian baru dilakukan pecobaan persentase penggunaan DAS pada proses tanning.
Proses tanning menggunakan DAS sama seperti pada proses tanning menggunakan glutaraldehid. Proses tanning dimulai pada pH dibawah TIE diakhiri dengan pH diatas TIE, sehingga gugus aldehid pada DAS akan berikatan dengan gugus amina pada protein.
Pengujian kulit hasil tanning DAS dengan cara mengukur suhu kerutnya. Pengujian suhu kerut dengan membandingkan antara kulit sebelum dan sesudah tanning DAS. Kulit sebelum tanning DAS mengkerut pada suhu 50 oC. Sedangkan kulit yang sudah ditanning dengan DAS, kulit mulai mengkerut pada suhu 60 oC. Dengan adanya kenaikan suhu kerut maka bisa dipastikan bahwa bahan DAS sudah bisa digunakan sesbagai bahan tanning.
Salah satu kelemahan terbesar dari bahan ini adalah mahalnya bahan pereaksi periodate. Bahan periodate kami dapatkan dengan harga Rp 4.000.000,-/Kg. Jika kita anggap mol-nya sama (perhitungan kasar, perhitungan pastinya ada di video) maka dengan perbandingan 1:1 bahan tepung ketela 1 Kg membutuhkan 1 Kg periodate pula. Jika dianggap pula tidak ada hasil samping maka berat bahan tanning yang didapatkan dengan ketentuan masa sebelum reaksi sama dengan masa setelah reaksi maka didapatkan 2Kg bahan tanning dengan harga 4 juta atau 2 juta/Kg.
update : suhu kerut paling tinggi yang bisa kami buat di suhu 65 oC.
video :
Sumber : disini