Yellowing test in leather

 

yellowing test in leather

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh

Alkhamdulillahirobbil’alamin

Beberapa waktu lalu temen saya bertanya, lebih tepatnya adik tingkat. Mas, ini kulit saya kenapa kok bisa berubah warna. Kulitnya seperti ini. Kulit ular yang hanya disimpan di dalam ruangan tapi warna nya sudah menguning 

Sayangnya saat saya meminta sample, kulitnya suda dipotong untuk dibuat tas. Ditambah lagi kami sama sekali tidak mengetahui bagaimana dia memproses kulitnya. Entah menggunakan bahan kimia apa, sehingga kulitnya bisa menguning seperti ini. Perubahan warna seperti ini biasa disebut yellowing atau menguning klo di bahasa Indonesiakan. 

Kalau lihat kulit seperti ini maka akan timbul pertanyaan apakah kulitnya yang menguning, ataukah finishing nya? Kita perlu membuktikannya. Klo memang kulitnya yang menguning maka tentu saja bagian flesh nya juga akan menguning

Sebelum melakukan pengujian, sebenarnya apa itu yellowing? Proses yellowing dikulit disebabkan karena proses oksidasi secara alami. Sayangnya kulit yang sudah menguning ya sudah wassalam, sudah tidak bisa di apa-apakan lagi. Mungkin kalau kulit domba, kambing atau sapi bisa kita tutup dengan finishing pigment sehingga warna kuningnya tidak kelihatan. Tapi karena ini kulit ular yang menonjolkan corak nya jadi ya wassalam.

Pembuktian dan pengujian yellowing secara mudah kami menggunakan alumunium foil berbentuk gulungan yang  biasa dipakai untuk memasak memakai oven/memanggang kami beli di toko plastik kemasan dengan harga Rp 20.000,-.

Bahan yang kedua untuk menguji finishingnya menguning atau tidak, menggunakan kertas putih yang tebal. Kertas ini hanya untuk membuktikan bahwa jika memang bahan finishing atau cat clear nya menguning tidak dipengaruhi substrat atau bahan baku kulitnya. Kertas kami potong dengan ukuran F4 dibagi 3 kurang lebih 10 x 20 cm.

Kulit ular kami potong dengan ukuran kurang lebih sama dengan kertas jumlahnya 3. Satu untuk menguji grain, satu untuk menguji flesh, dan yang ketiga untuk menguji apakah jika difinishing ulang masih bisa menguning atau tidak.

Percobaan di kertas kami bagi menjadi 4 macam. Yang pertama sebagai blanko kertas tidak kami finishing. Sehingga jika nanti pengujian di kertas ada yang menguning, bisa di pastikan bahwa yang menguning itu finishingnya bukan kertasnya.

3 Kertas lainnya yang sudah di potong, masing-masing kami aplikasikan dengan casein, base coat dan top coat. Kenapa kami mencoba casein? Karena casein biasanya juga dipakai pada campuran bahan finishing untuk kulit ular. Sedangkan base coat dan top coat, kami juga ingin mengetahui apakah produk kami base coat dan top coat yang kami miliki mengalami yellowing atau tidak jika terkena sinar matahari.

Pengujian refinishing atau finishing ulang pada kulit ular kami gunakan base coat dan top coat dari produk kami sendiri. Takutnya jika memang finishing nya yang menguning apakah bisa di tutup lagi dengan finishing ulang. Begitu juga dengan jika kulitnya yang menguning.

Aplikasi finishing menggunakan spray gun. Bahan finishing baik casein, base coat, dan top coat kami encerkan dengan perbanding 1 bagian cat/bahan finishing dengan 2 bagian air. Disini kami menimbang  masing-masing 5 gram bahan finishing ditambah dengan 10 gram air di wadah terpisah.

Kertas kami spray sesuai dengan percobaan, blanko, yang kedua casein, yang ketiga base coat, yang ke empat top coat. Untuk kulit ular kami spray base coat, kemudian setelah kering kami finishing lagi dengan top coat.

Setelah semua nya kering, baik kertas maupun kulit kami tutup separo dengan alumunium foil. Jadi separo bagian terkena sinar matahari, dan separo nya lagi tidak terkena sinar matahari. Kertas dan kulit dijemur selama 3 hari berturut-turut. Memang kalau di perusahaan2 ada alat khusus untuk menguji, bahkan bisa di ketahui berapa kilo joule energy nya saat kulit atau bahan finishing mulai menguning. Misal dalam setahun diperkirakan sekian kilo joule terkena sinar matahari. Maka kulit atau kertas diuji dengan sebanyak energi tersebut, apakah sudah mulai menguning atau belum.

Tetapi sepengalaman kami, dijemur selama 3 hari berturut-turut, jika kulit atau finishing tersebut menguning maka akan sudah mulai kelihatan. Tentu saja penentuan 3 hari bukan menjadi patokan. Karena mungkin saja finishing yang low yellowing belum terlalu kelihatan. Disi lain memang tidak banyak atau bahkan tidak ada kulit yang di finishing clear diperuntukkan eksterior dalam artian di pakai diluar ruangan secara terus menerus. Kalaupun ada misal untuk sepatu dan jok mobil atau motor walaupun sering terkena sinar matahari, tetapi finishing nya menggunakan pigmen.

Setelah 3 hari kita buka alumunium foil nya. Pengujian kulit baik di grain maupun di flesh terlihat sangat kuning. Berarti kulit ular ini yang mengalami yellowingnya dapat di pastikan kulitnya. Untuk finishing nya belum bisa 100% dipastikan menguning, karena kami juga tidak mengetahui pasti bahan atau merk apa yang digunakan.

Pengecekan di kertas, blangko terlihat tidak ada perubahan warna atau yellowing. Berarti ini menandakan kertas ini tahan terhadap sinar matahari, bisa digunakan sebagai substrat untuk pengujian yellowing. Sekiranya nanti ada yang menguning, sudah dipastikan yang menguning adalah bahan finishingnya, bukan kertasnya.

Percobaan pertama di kertas yaitu casein sangat kecil sekali perubahan warnanya. Mungkin bisa dikatakan tidak menguning. Atau mungkin sangat sangat low yellowing.

Percobaan base coat di kertas juga sama tidak terlihat adanya perubahan warna, jadi dapat disimpulkan produk base coat kami tidak terpengaruh oleh sinar matahari atau biasa disebut non yellowing atau tidak menguning.

Percobaan top coat di kertas juga sama, tidak ada nya perubahan warna. Jadi top coat produk kami juga tidak bersifat yellowing atau non yellowing.

Untuk kulit ular yang dilakukan refinishing atau kami aplikasikan finishing ulang menggunakan produk kami, ternyata masih tetap saja terjadi yellowing. Sehingga dapat disimpulkan jika kita mempunyai kulit yang memang menguning, kemudian kita finishing menggunakan bahan finishing non yellowing, maka hasilnya akan tetap sama juga, kulit kita akan tetap menguning atau yellowing. Atau mungkin perlu ditambahan bahan kimia tertentu yang bisa mem-blok sinar matahari, seperti contoh yang paling mudah adalah hand body lotion yang kita pakai mengandung bahan yang anti sinar matahari. Tentu saja perlu adanya pembuatan khusus bahan kimia yang cocok untuk bisa diaplikasikan pada finishing kulit.

Kesimpulannya kulit yang nanti nya bakal/bisa menguning jika terkena sinar matahari, walaupun kita finishing menggunakan cat clear non yellowing, maka tetap saja akan menguning.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarokatuh


 

Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder biodegradable bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed DAC DAS daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis dialdehid domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco eco-friendly ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik konsep krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat menguning mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yellowing yogyakarta

Blog Archive