![]() |
Cek pH kulit dengan BCG |
Sebelumnya telah kami utarakan tentang memahami konsep pengolahan kulit bag.1 tentang BHO dan Tanning. Selanjutnya kami akan membahas tentang Pasca Tanning. Proses pasca tanning secara keseluruhan bertujuan untuk menentukan jenis "artikel" kulit yang akan dibuat. Walaupun didalamnya ada proses pewarnaan dasar (dyeing). "Artikel" disini dimaksudkan untuk jenis "pegangan" atau karakter kulit yang bergantung dari jenis pemakaiannya seperti apakah kulit yang memiliki kelemasan tinggi untuk sarung tangan ataukah kuli yang memiliki karakter lenting untuk upper. Jadi "artikel" kulit bukan jenis finishingnya. Bisa saja artikel kulit upper sepatu finishing pull up dan artikel garmen dengan finishing pull up juga. Jadi jenis artikelnya bisa berbeda tetapi jenis finishingnya bisa sama.
Misalkan saja kita proses pasca tanning menggunakan bahan dari kulit wet blue (tanning menggunakan krom) maka proses tanning bisa meliputi retan 1, netralisasi, retan 2, fatliquoring, dyeing, dan fiksasi. Pada proses pasca tanning akan selalu bersinggungan dengan pH yang akan dinaikkan kemudian diturunkan lagi. Jadi pH akan sangat berpengaruh pada proses pasca tanning. Apakah pH itu?
Kulit (protein) memiliki sifat amfoter yaitu memiliki kecenderungan bisa berubah muatannya baik (+) maupun (-) tergantung pH karena memiliki gugus karboksilat dan amina. Saat pH dibawah TIE (Titik iso elektrik poin) maka protein akan bermuatan kationik (+). Apabila pH diatas TIE maka akan bermuatan (-). Apakah TIE itu?
Proses retanning 1 dilakukan setelah proses tanning dan sebelum proses netralisasi. Salah satu bahan yang digunakan adalah akrilik. Apa perbedaan akrilik yang digunakan sebagai bahan retanning dengan akrilik pada finishing? Apakah akrilik pada proses retanning berikatan (ikatan kimia) dengan kulit?
Proses netralisasi mungkin akan lebih tepat menggunakan istilah deacidifikasi, karena secara aplikasi/prosesnya merupakan penghilangan atau pengurangan sisa asam. Proses netralisai dilakukan diantara range pH 4 sampai dengan pH (jika kita anggap pH TIE tanning krom). Biasanya digunaan buffer agar pH saat proses netralisasi tidak kelewat (terlalu tinggi). Apakah buffer itu? Kenapa bisa menyangga pH? Jika kita menginginkan hasil akhir pH netralisasi adalah 5,5 sedangkan setelah ditambah soda hasilnya terlalu tinggi yaitu pH 5,8 ; apakah bisa diturunkan dengan menambah asam? Jika bisa ataupun tidak, kenapa? Jika "memang" batas maksimal netralisasi adalah TIE kulit, apa yang terjadi jika kita menaikkan pH netralisasi melebihi pH TIE? Apa yang sebenarnya terjadi di daam kulit?
Bahan yang digunakan setelah proses netralisasi adalah jenis anionik. Misalkan saja pada proses fatliquoring digunakan fatliquor anionik yaitu mempunyai muatan negatif (-). Salah satu cara pembuatan fatliquor adalah dengan mereaksikan minyak dengan asam sulfat sehingga minyak mempunyai gugus sulfat (-OSO3-). Salah satu contoh fatliquor aninoik adalah Pellan 802 yang mempunyai pH 7,5. Jika proses netralisasi dilakukan sampai dengan pH 5,8 kenapa kita memasukkan bahan kimia yang mempunyai pH basa? Bagaimana fatliquor bisa terpenetrasi sempurna ke dalam kulit? Apa beda sulfated dengan sulfited fatliquor? Bagaimana dengan bahan retanning 2?
Proses pewarnaan pada proses dyeing di proses pasca tanning bertujuan untuk memberikan warna pada kulit yang biasanya menggunakan acid dyestuff. Apakah kita bisa menggunakan bahan pewarna selain acid dyestuff? Kulit snow white berwarna putih proses pewarnaannya menggunaan pigmen putih. Apakah pigmen putih yang digunakan berikatan dengan kulit?
Proses terakhir dari proses pasca tanning adalah proses fiksasi menggunakan asam. Fiksasi bertujuan menurunkan pH agar bahan-bahan kimia dari retanning 2, dyestuff dan fatliquor dapat berikatan dengan kulit. Bagaimanakah prosesnya? Kenapa bisa berikatan dengan kulit? Seberapa banyak total bahan kimia yang bisa kita gunakan pada proses pasca tanning setelah netralisasi, agar semua bahan kimianya bisa berikatan dengan kulit?