Kulit loose |
Prose pengolahan kulit
dilakukan dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Proses pengolahan kulit
berjalan berurutan yang masing-masing tahapan prosesnya memakan waktu kurang
lebih dua hari bahkan bisa lebih. Proses yang lama inilah salah satu penyebab
harga kulit jadi atau leather menjadi membengkak selain penggunaan dari bahan
kimianya. Belum ditambah dari permasalahan yang muncul saat proses pengolahan
kulit dilakukan.
Proses pengolahan kulit
sebagian orang menyebut dengan ilmu sulapan. Bagi orang yang bergerak dibidang
pengolahan kulit pasti mengetahui kenapa disebut ilmu sulap. Ini dikarenakan
proses kulit dilakukan didalam drum tertutup. Kulit dan bahan kimia dimasukkan
di dalam drum tanpa kita mengetahui apa yang terjadi. Hanya saat kulit
dikeluarkan dari drum dan di uji barulah kita mengetahuinya.
Salah satu kendala yang
masih banyak dialami oleh pengolah kulit adalah keadaan kulit yang loose terutama bagian belly. Pada bagian belly menjadi penyebab kulit terlihat loose dikarenakan bagian
belly merupakan bagian serat longgar. Sehinga jika bahan kimia yang kita
gunakan kurang banyak dan kurang cocok maka akan terlihat sangat loose atau longgar. Kulit yang loose menjadi tidak bisa digunakan untuk
membuat barang jadi, terutama untuk atasan sepatu yang membutuhkan kepadatan
dan kelentingan kulit sehingga bentuknya selalu stabil.
Masalah loose menjadi polemik tersendiri yang harus segera diatasi.
Walaupun permasalahan timbul karena sifat alami kulit dari binatangnya, namun
industri perusahan kulit selalu berusaha mengatasinya dengan penambahan bahan
kimia. Dengan semakin banyaknya penambahan bahan kimia maka harga jual kulit
jadinya(leather) akan semakin mahal
pula. Sedangkan jika dibiarkan maka harga kulit akan turun (untuk artikel
tertentu).
Penyebab kulit loose ada beberapa macam bisa dari sifat
alami kulit yang mempunyai 10-20% serat fiber yang longgar atau bisa dari
proses. Proses yang paling banyak bisa menyebabkan kulit loose terjadi saat
proses BHO. Karena pada Beam House Operation-lah banyak
menggunakan bahan kimia yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan komponen
dari kulit. Sedangkan dari proses bisa terjadi pada saat tanning dikarenakan
putaran drum yang terlalu cepat. Untuk mengatasi kulit loose bisa dengan menambahkan bahan tanning alumunium, glutaraldehid,
polimer dan bahan tanning sintetik dengan perbandingan tertentu.
Kulit loose mudah diamati pada saat setelah proses pasca tanning. Proses
pasca tanning secara umum merupakan proses yang bertujuan mengisi rongga bagian
dalam kulit dengan berbagai bahan kimia. Proses pasca tanning juga merupakan
proses basah yang terakhir pada proses pengolahan kulit. Selain itu pada proses
inilah paling banyak menggunakan bahan kimia jika dibandingkan dengan proses
yang lainnya. Setelah proses pasca tanning diikuti dengan proses kering atau
perlakuan mekanis pada kulit. Perlakuan mekanis yang bisasa dilakukan
diantaranya sammying, settting out, vacuum, toggling, buffing dan milling.
Secara spesifik untuk mengisi bagian di dalam
kulit yang dapat menambah ketebalan kulit terletak pada proses retanning II
yang merupakan bagian dari proses pasca tanning. Jenis dan jumlah bahan kimia
yang digunakan pada proses retanning II dapat menyebabkan kulit terasa padat atau
tidak dan mengatur seberapa besar ketebalan kulit yang diinginkan. Semakin
banyak bahan kimia yang digunakan maka kulit akan terasa lebih padat dan
ketebalan kulit akan semakin bertambah