Proses pengolahan kulit terdiri atas empat tahapan besar yaitu : Teknologi beam house, Tanning, Pasca Tanning dan Finishing. Teknologi beam house merupakan proses pengolahan dari kulit mentah sampai menjadi kulit pickel. Tanning merupakan lanjutan dari proses bho proses dimana kulit pickel diolah agar menjadi kulit yang tahan terhadap perlakuan fisis, kimiawi dan biologis. Pasca tanning merupakan proses pada pengolahan kulit yang bertujuan untuk menentukan karakter kulit. Sedangkan finishing merupakan tahap akhir dari proses pengolaha kulit.
Pasca tanning terdiri dari beberpa proses yaitu : Retanning I, Netralisasi, Retanning II, Dyeing, Fatliquoring dan Fiksasi. Dalam proses tersebut memiliki tujuan tersendiri. Fatliquoring merupakan proses peminyakan. Proses fatliquoring dilakukan untuk mendapatkan serat kulit pada saat kering tidak kaku, fleksibel dan lembut. Selain itu sedikit banyaknya fatliquor yang digunakan akan mempengaruhi kelemasan kulit.
Proses fatliquoring yang menggunakan drum proses dengan media air tentu saja tidak akan bisa dilakukan apabila langsung mengunakan minyak murni karena minyak tidak akan bercampur dengan air. Oleh karena itu minyak murni (oil) harus dirubah dahulu menjadi fatliquor sehingga dapat bercampur dengan air. Pembuatan fatliquor biasa dilakukan dengan proses sulfonasi atau memasukkan gugus –SO3H ke dalam senyawa minyak. Dengan adanya gugus tersebut maka minyak (oil) dapat bercampur dengan air. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan fatliquoring pada proses pasca tanning dalam pengolahan kulit.
Menurut Thorstensen TC dalam Sutyasmi, S. (2009) fatliquor merupakan minyak yang lazim digunakan untuk peminyakan (fatliquoring) kulit perlu disulfonasi agar secara teknis mudah larut dalam air dan mudah terdifusi kedalam kulit karena media peminyakan kulit adalah air atau mudah dibawa air kedalam kulit.
Minyak dan lemak merupakan campuran gliserida dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Sifat-sifat fisik dan kimia trigliserida ditentukan oleh asam lemak penyusunnya, karena asam lemak merupakan bagian terbesar berat molekul minyak.(Meter,1973). Minyak yang banyak digunakan untuk menggoreng diindonesia adalah minyak kelapa. Minyak ini termsuk golongan minyak asam laurat. Asam laurat merupaka asam lemak jenuh yang tahan terhadap reaksi oksidasi
Menurut BASF, minyak terbagi menjadi dua golongan utama yaitu yang berasal dari makhluk hidup dan bukan. Minyak dan atau lemak yang berasal dari makhluk hidup terdiri dari :
1. Minyak nabati seperti minyak bunga matahari, olive oil, castor oil
2. Lemak nabati seperti coconut fat, japan tallow
3. Minyak hewani seperti fish oil, neatsfoot oil
4. Lemak hewani seperti butter fat, bone fat
5. Wax seperti carnauba wax dan beeswax
Sedangkan yang bukan dari makluk hidup biasanya dari petroleum atau minyak bumi. Diantaranya seperti parafin wax dan mineral oil.
Pada umumnya lemak dan minyak mempunyai stuktur kimia umum yang sama yaitu campuran trigliserida yang terdiri ats satu molekul gliserol yang dikaitkan dengan tiga asam lemak. Perbedaan minyak dengan lemak secara fisik dapat terlihat ketika diletakkan pada suhu kamar. Minyak pada suhu kamar berbentuk cairan. Sedangkan lemak pada suhu kamar akan berbentuk padatan.
Proses fatliquoring yang dilkukan pada proses pasca tanning biasa dilakukan setelah proses retanning II. Sehingga kulit sudah melewati proses netralisasi. Proses fatliquoring bisa dilakukan setelah dan atau sebelum proses dyeing dilakukan. Apabila dilakukan setelah proses dyeing biasanya digunakan untuk mendapatkan hasil jadi kulit krus mempunyai warna yang lebih terang (light). Sedangkan apabila dilakukan sebelum proses dyeing, digunakan untuk mendapatkan hasil kulit jadi krus yang mempunyai warna lebih dalam (deep) atau pekat.
Proses fatliquoring baik sebelum maupun setelah proses dyeing perlu dilakukan proses fiksasi untuk menyempurnakan ikatannya. Proses fiksasi paling banyak dilakukan menggunakan asam formiat (HCOOH) sampai kurang lebih pH 3,5. Akan tetapi banyak supplier bahan kimia mempunyai produk seperti sincal DR berisi kationic resin yang juga berfungsi sebagai bahan fiksasi.