PENGAWETAN PICKLE



Kulit awetan pickle

Telah disinggung pengawetan kulit secara umum pada artikel pengawetan kulit. Untuk industri besar telah banyak melakukan pengawetan dengan cara pengasaman atau pickle. Walaupun sebenarnya pengawetan metode pickle sudah termasuk dalam proses penyamakan kulit. Beberapa industri melakukan proses pengawetan pickle untuk dijual. Ada pula beberapa industri melakukan proses ini dengan tujuan mempersiapkan kulit untuk proses selanjutnya (serangkaian proses penyamakan). Karena mereka memerlukan karakter khusus pada hasil akhir atau kulit jadinya (leather).

 
            Pengawetan pickle atau pengasaman biasa disebut dengan proses BHO atau Beam House Operation. Pada proses ini sudah menggunakan berbagai macam bahan kimia. Tahapan yang dilakukan mulai dari proses soaking atau pembasahan kembali kulit awetan hingga proses pengasaman itu sendiri. Pada skala besar proses pengawetan dilakukan dengan menggunakan drum proses. Hasil dari proses pengasaman disebut sebagai kulit pickle.
            Pengawetan pickle atau pengasaman biasa dilakukan pada kulit kambing dan domba yang nantinya bisa langsung diperjual belikan. Inti tahapan proses pengawetan pickle baik domba maupun kambing secara garis besar adalah sama yang terdiri dari Soaking, Liming, Deliming, Degreasing, Bating dan Pickling. Tiap-tiap tahapan proses pada pengawetan pickle mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap tahapan proses juga mempunyai control proses sehingga hasil kulit yang dihasilkan sudah sesuai yang diharapkan.
            Hasil akhir kulit dari proses pickling atau pengasaman sudah tidak ada lagi bulu. Karena pada proses ini terdapat proses kimia dan mekanik yang bertujuan untuk menghilangkan bulu. Proses kimia penghilangan bulu dilakukan pada proses Liming yang kemudian dilanjutkan dengan proses mekanik mulai dari fleshing, unhairing dan scudding.
            Setelah proses penghilangan bulu selesai maka dilakukan serangkaian proses secara kimiawi lainnya. Seperti proses penghilangan lemak dan minyak alami dalam kulit dan proses penghilangan protein tidak terpakai (protein globular). Proses pengawetan ini diakhiri dengan proses pengasaman atau pickling yang masing- masing perusahaan mempunyai standar sendiri-sendiri biasanya pH akhir kulit mencapai pH 2. Apabila akan langsung dilakukan proses lanjutan (tanning) atau tanpa penyimpanan terlebih dahulu, biasanya pH kulit cukup sampai pH 3-3,5.
Share:
Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript

Labels

acid dyestuff air air sadah air sadah. alam alami analisa antemortem anti jamur anti oksidan antik artikel asam amino assessing auksokrom auxiliaries auxiliary awet awetan bahan kimia bahan kimia finishing bahan pembantu barang jadi base coat bating beam house operation bebas bebas krom beeswax BHO biawak biaya biji kesumba Binder biodegradable bixin buang bulu buaya bunga cacat cacat kulit cahaya castor chrome tanned color coat colour coat cost crazy horse crosslinking agent crust crust dyed DAC DAS daun deacidification Defek Defek Iklim Defek Jenis Bangsa Defek kulit Defek Lingkungan Defek Makanan Defek Musim degreasing deliming dermis dialdehid domba download dyed dyeing dyes dyestuff eco eco-friendly ecoprint ekstraksi emulsi enzim enzyme epidermis fatliquor fatliquoring fiksasi finishing fisis free chrome fruit fruit leather full grain fungsi garam garam jenuh garam tabur grading green technology grey scale hewan hipodermis ikan pari istilah istilah kulit jaket jaringan jenis jenis artikel jenis artikel kulit jenis dyestuff journal jurnal kadar air kambing kandungan karakter dyestuff kelarutan kelarutan dyestuff kelunturan keringat kerusakan kerusakan kulit kesumba ketahanan warna kimiawi klasifikasi klasiikasi klasik konsep krom kromofor kromogen kualitas kuantitatif kulit kulit box kulit jadi kulit krus kulit loose kulit mentah kulit pickle kulit samak kulit segar kulit ular lapisan finishing LARE LARE-PU leaher leather leather laptop light fastness limbah limbah cair limbah industri pengolahan kulit limbah padat liming longgar kulit longgar loose luas luas kulit luas leather luka macam dyestuff matching color matching colour medium coat menguning mentah metameri metameric metamerism minyak mutu nabati nano-silika nature netralisasi neutralisation neutralization Oksasolidin oksazolidin organoleptis oxazolidine panca indera Pasca Tanning pelarut pemanfaatan pemanfaatan limba pembasahan pemeliharaan peminyakan pencucian pengasaman pengawetan pengolahan pengolahan kulit pengolahan limbah pengujian pengujian crust dyed pengujian dyestuff pengujian leather penjualan penjualan kulit penyakit penyamakan penyamakan bebas krom penyimpanan perawatan perendaman pewarna pewarna alam pewarnaan pewarnaan dasar pH pH Dyestuff pickle pickling polipeptida Post Tanning post-mortem postmortem print problem solving proses proses basah Proses pasca protein pudar pull up ramah lingkungan reptile resep resep fruit leather retannign I retanning retanning II review review journal saddle samak sapi senyawa bixin sepatu silika sinar matahari sisa sisa proses size skin snake soaking solvent sortasi spray staining struktur surfactant surfaktan syarat lapisan finishing tanin tanned Tanning tanning krom tanning mineral tes test tipe tipe dyestuff titrasi top coat translucent transparan tujuan tujuan finishing tumbuhan uji uji fisis uji kimiawi ukuran ular unhairing upper vegetable vegtan vitamin e warna warna luntur wax wet blue yellowing yogyakarta

Blog Archive